Pembuatan baterai dari kentang sudah sejak lama ditemukan. Hanya saja, baru-baru ini peneliti dari Israel menemukan bahwa energi listrik pada kentang bisa dimaksimalkan dengan cara merebus kentang sebelum dielektrolisis. Bagaimanakah caranya dan apa dampaknya bagi kehidupan kita?
Gambar baterai yang terbuat dari kentang rebus |
Ini merupakan penemuan yang akan berdampak pada negara berkembang. Bagaimana tidak, penemuannya adalah baterai organik yang terbuat dari kentang. Baterai organik ini ditemukan oleh peneliti israel. Dengan demikian, apakah kedepan bisa jadi kentang akan menjadi bahan utama dalam pembuatan baterai?
Ternyata kentang menawarkan lebih dari sekedar sumber nutrisi untuk perut manusia. Saat ini kentang juga bisa digunakan untuk menghidupkan lampu, komputer, dan barang elektronik lainnya. Para ilmuwan dari Hebrew University of Yerusalem (HUJ) telah menemukan bahwa kentang dapat digunakan sebagai baterai organik, yang harganya murah, cepat dan mudah digunakan sebagai sumber energi terbarukan untuk daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik pemerintah.
Baterai organik ini bisa mencukupi sumber energi untuk menyalakan peralatan sederhana dengan beban daya rendah seperti pencahayaan, telekomunikasi, dan mentransfer informasi. "Seseorang dengan dua tangan kiri Bisa melakukannya," Prof. Haim D. Rabinowitch Fakultas universitas Pertanian, Makanan dan Lingkungan mengatakan ISRAEL21c. "Ini seperti membuat sandwich dari dua lembar logam dan sepotong kentang dimasak di antaranya."
Pemilihan Kentang Sebagai Baterai
Rabinowitch, merupakan mahasiswa yang tergabung dalam riset Alex Golberg dari universitas Fakultas Ilmu Komputer dan Teknik, Bersama Prof. Boris Rubinsky di University of California di Berkeley, telah mempelajari proses elektrolisis dengan berbagai media percobaan dan implementasinya termasuk pembuatan supply energi listrik untuk peralatan medis yang ditanamkan dalam tubuh.
Profesor menjelaskan bahwa semua jaringan organik dapat digunakan untuk membuat sel energi dan menghasilkan listrik. Berdasarkan pernyataannya tersebut, "maka dimungkinkan untuk mengganti kentang dengan jaringan tubuh kita (misal, hati) sebagai penyuplai energi bagi perangkat elektronik yang akan ditanam dalam tubuh. Misal, alat pacu jantung yang diimplankan ke dalam tubuh bisa dialiri listrik dari jaringan dan otot jantung. Sehingga alat pacu jantung tersebut akan terus menyala selama jaringan dan otot jantung masih ada.
Hampir semua bahan organik (sel organik) dapat digunakan untuk menghasilkan arus listrik melalui elektrolisis, tetapi ada beberapa sel organik yang menghasilkan listrik lebih baik daripada sel organik lainnya. Pemilihan kentang untuk penelitian dikarenakan kentang tersedia hampir sepanjang tahun dan bisa tumbuh di berbagai daerah. Selain mudah didapat, kentang juga memiliki harga yang relatif terjangkau.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menemukan cara baru untuk membuat sebuah baterai yang efisien menggunakan seng, elektroda tembaga, dan sebuah kentang. Mereka juga menemukan bahwa merebus kentang sebelum digunakan dalam elektrolisis bisa meningkatkan daya listrik hingga 10 kali lipat daripada tanpa direbus. Perebusan kentang memungkinkan baterai kentang bisa bertahan untuk beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Baterai dari Kentang
Awalnya, peneliti percaya bahwa sumber energi yang tersimpan dalam umbi kentang (terdiri atas 15-22% pati) yang merupakan bahan utama penghasil energi listrik. Tapi kenyataanya, keluaran energi dari kentang terlalu rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut, mereka memiliki hipotesis bahwa output listrik dari kentang rendah karena hambatan pada jaringan kentang terlalu tinggi. Selanjutnya, mereka menerapkan teknik yang disebut dengan Irreversible Electropolation yang akan merusak membran kentang tapi tidak merusak molekul selular dan komponen lain pada kentang.
Menambah Daya dengan Merebus Kentang
"Ini sungguh ajaib," kata Rabinowitch. "Alat untuk melakukan Irreversible Electropolation sebenarnya mahal dan biasanya tidak dimiliki oleh negara-negara berkembang. Oleh sebab itu, kami menggunakan cara yang sederhana, murah, dan bisa dilakukan dimana saja, yaitu memasak kentang tersebut." Dasar ilmiah dari temuan tersebut berkaitan dengan penurunan hambatan penghubung antar garam di dalam baterai kentang. Cara inilah yang digunakan oleh para peneliti untuk mengoptimalkan kinerja baterai kentang tersebut. Kemampuan dalam menghasilkan energi listrik bisa dibuktikan dengan menyalanya lampu LED yang makin terang apabila kentang yang digunakan adalah kentang rebus.
Setelah dianalisa dari segi biaya, ternyata baterai kentang bisa menghasilkan energi 5-50 kali lipat lebih murah daripada menggunakan baterai komersial 1,5 Volt D dan sel Energizer E91 yang ada di pasaran. Cahaya lampu yang dihasilkan dengan baterai kentang juga lebih cerah 6 kali lebih ekonomis daripada lampu minyak tanah yang biasa digunakan di negara berkembang.
Yissum Research Development Company pada Hebrew University memutuskan untuk membagi dan menyebarluaskan penemuan ini ke pada masyarakat secara gratis untuk membantu 1.8 milyar orang yang hidup di negara berkembang dan belum terhubung dengan jaringan listrik. "Pembuatan sumber energi listrik ini sangat sederhana dan alami. Artinya, teknologi ini bisa bermanfaat bagi jutaan orang di negara berkembang. Khususnya untuk pencahayaan dan telekomunikasi bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang saat ini masih belum terjangkau infrastruktur listrik," kata Yaacov Michlin, CEO Yissum.
Jika Anda tertarik dengan penelitian ini, jurnal publikasi dari penelitian ini berjudul "Zn/Cu-vegetative batteries, bioelectrical characterizations, and primary cost analyses" dan bisa didownlad di http://scitation.aip.org/content/aip/journal/jrse/2/3/10.1063/1.3427222. Semoga muda-mudi Indonesia kita juga bisa mengeksplorasi alam kita lebih dalam lagi.
Supaya Kamu bisa dapet materi lebih banyak, Admin cuman minta LIKE & SHARE website ini. Biar Admin tambah semangat gitu... :)
0 comments:
Post a Comment